Thursday, September 27, 2012

Petunjuk Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2012


Nomor : Kd.13.01/04/PP.00/1828/2012                           Pacitan, 26 September 2012
Sifat     : Penting
Perihal : Petunjuk Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2012

                     
Kepada
Yth 1. Kepala MAN/MAS se Kab. Pacitan
      2. Kepala MTsN/MTsS se Kab.Pacitan
      3. Kepala MIN/MIS se Kab.Pacitan

Menindaklanjuti Surat dari Pemerintah Kabupaten Pacitan No.003/752/408.13/2012 tanggal 25 September 2012 Memperhatikan Faximile dari Gubernur Jawa Timur, Tanggal 20 september 2012 No.430/7249/032/2012 Perihal Penyelenggaraan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2012.
Sehubungan dengan hal tersebut,maka dimita perhatian Saudara untuk dapatnya melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
Melaksanakan Upacara Bendera sebagai acara pokok peringatan Hari Kesaktian pancasila tahun 2012 , padatanggal 1 Oktober 2012 pukul 08.00.WIB sampai dengan selesai,secara sederhana,Khidmat dan tertib.
Memasang spanduk dengan tema :“KESAKTIAN PANCASILA TONGGAK NEGARA PARIPURNA”.
Tanggal 30 September 2012 mengibarkan Bendera Merah Putih Setengah tiang, mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB dan mengibarkan Bendera Merah Putih 1 (satu) tiang penuh oleh seluruh lapisan masyarakat pada tanggal 1 oktober 2012.
Pedoman penyelenggaraan upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2012 sebagaimana terlampir.
Demikian atas perhatian Saudara dan agar dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab disampaikan terima kasih

                                                                                             Kepala

                                                                                             ttd
         
                                                                                             Drs. H. Munir, M.Hum      
                                                                                             NIP.196601211992031001

Tembusan :
Pengawas PAI SD/MI se Kab. Pacitan
Pengawas PAI SLTP/SLTA se Kab. Pacitan

Lampiran :
TATA URUTAN UPACARA
PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA
TANGGAL 01 OKTOBER 2012

PENGHORMATAN UMUM KEPADA INSPEKTUR UPACARA YANG DIPIMPIN OLEH KOMANDAN UPACARA;
LAPORAN KOMANDAN UPACARA;
MENGHENINGKAN CIPTA DIPIMPIN OLEH INSPEKTUR UPACARA;
PEMBACAAN NASKAH PANCASILA OLEH INSPEKTUR UPACARA, DIIKUTI OLEH PESERTA UPACARA, DIDAHULUI TANDA KEBESARAN BUKA, DIAKHIRI TANDA KEBESARAN TUTUP;
PEMBACAAN PEMBUKAAN UUD 1945;
PEMBACAAN NASKAH IKRAR;
PEMBACAAN DOA;
ANDHIKA BHAYANGKARI (BILA MEMUNGKINKAN);
LAPORAN KOMANDAN UPACARA;
PENGHORMATAN UMUM KEPADA INSPEKTUR UPACARA DIPIMPIN OLEH KOMANDAN UPACARA;
UPACARA SELESAI.
(SAAT UPACARA, BENDERA MERAH PUTIH SUDAH BERKIBAR)


http://mapendakabpacitan.blogspot.com/

Penyaluran Dana BOS Berdasarkan BOS Online

MONITORING PENYALURAN DANA BOS SECARA ONLINE
Mulai triwulan 3 tahun anggaran 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan monitoring peogram BOS secara Online. Melalui Monev Online ini, dapat diketahui beberapa hal:
1. Kapan dana BOS telah diterima di rekening sekolah
2. Berapa lama tenggang waktu antara terbitnya SP2D dari Kas Daerah Provinsi dan penyaluran dana ke sekolah, sehingga dapat diketahui berapa lama dana mengendap di Bank Penyalur sebelum dana disalurkan ke sekolah
3. Dapat diketahui kinerja Bank Penyalur dalam hal mengirimkan laporan data penyaluran dana BOS ke server BOS Online
Oleh karena itu, berdasarkan laporan penyaluran dana BOS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirim surat kepada seluruh Gubernur untuk melakukan evaluasi kinerja, baik kinerja dari Dinas Pendidikan Provinsi, DPKAD maupun Bank Penyalur sebagaimana dalam surat terlampir.


Pelatihan Guru Harus Variatif dan Menyentuh Pendidikan Karakter


09/27/2012 (All day)
Jakarta --- Meningkatkan kualitas pembelajaran memerlukan perubahan, dan perubahan memerlukan pembiasaan. Pembiasaan tersebut bisa dimulai dari proses pendidikan atau pelatihan guru. Karena itu diperlukan proses pelatihan yang dapat “memaksa” guru secara bawah sadar untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang inovatif menuju ke pembelajaran yang bermakna. Prinsip pelatihan guru yang baik di antaranya adalah fokus pada praktik, dan tujuan pelatihan yang jelas (apa yang ingin dicapai berdasarkan kebutuhan yang teridentifikasi).

Demikian yang terungkap di hari ke-3 Seminar Nasional bertema “Cakrawala Pembelajaran Berkualitas di Indonesia”, yang berlangsung di Hotel Menara Peninsula, Jakarta. Seminar yang diikuti peserta dari berbagai institusi pendidikan dan berbagai wilayah di tanah air ini mengupas berbagai subtema untuk melakukan inovasi did alma proses pembelajaran.

Abdur Rahman As’ari, salah satu pembicara utama dalam seminar tersebut mengatakan, selain fokus pada praktik dan memiliki tujuan yang jelas, pelatihan guru juga harus bisa mendorong analisis krisis (dengan berkaca dan praktik), serta memiliki dukungan dan pemahaman para manajer (kepala sekolah, pengawas, komite sekolah). Salah satunya hal yang diharapkan bisa tercapai dalam pelatihan adalah meningkatnya kemampuan guru untuk merancang tugas yang variatif dan menantang untuk peserta didik.

“Seorang guru harus bisa memberi tugas yang menantang dan usefull bagi siswanya. Kalau hanya berupa tugas rutin, siswa bisa boring. Jika tugas bisa disesuaikan dengan minat anak, ketertarikannya, apa yang dicita-citakannya, anak akan tekun. Kemampuan guru untuk memberikan assignment yang bervariasi  itu lah yang diperlukan,” ujar dosen yang juga menjadi konsultan USAID itu, saat diwawancarai usai presentasi makalahnya, (27/9).

As’ari juga mengatakan, jika tugas yang diberikan guru terlalu mudah, dan anak-anak tidak perlu mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mengerjakannya, mereka akan memiliki waktu yang lebih longgar. “Sehingga dengan sendirinya, sekali kena gesekan dari luar, bisa menimbulkan rasa lebih bangga, muncul keinginan eksistensi diri dan aktualisasi,” katanya mengomentari kasus tawuran pelajar yang terjadi pada minggu ini.

Ia mengakui, masalah tawuran sebagai bagian dari masalah pendidikan karakter bukan hal yang sederhana. “Di dalam proses pembelajaran sebenarnya bisa sekalian membangun karakter,” jelasnya. Karena itu, As’ari mengatakan, pelatihan-pelatihan untuk guru diharapkan tidak hanya sebatas membuat kurikulum atau RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah), tetapi juga bisa melatih kepekaan seorang guru dalam proses pembelajaran untuk melihat karakter apa yang bisa dikembangkan dari siswanya secara positif. Menurutnya, pelatihan tersebut bisa diselenggarakan oleh pemerintah (Kemdikbud), maupun pihak swasta melalui kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility). (DM)

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/700